TUGAS
PROSES PERPINDAHAN PANAS PADA DINDING ROTARY KILN
(TANUR PUTAR)
Disusun oleh :
Sutarto K2513065
Dosen
Pembimbing :
Danar Susilo W.,
ST., M Eng.
Tugas
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perpindahan
Panas
Pendidikan
Teknik Mesin
Jurusan
Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Fakultas
Kegururan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Sebelas Maret
Surakarta
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas ini diajukan dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perpindahan Panas di Prodi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS
Ditetapkan pada :
Hari :
………………………........
Tanggal :
…………………………….
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Teknologi
Pembelajaran
Danar Susilo W.,
ST., M Eng.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pelaksanaan dan penyusunan makalah ini, dan makalah ini kami persembahkan
kepada :
1.
Dosen pembimbing mata kuliah Teknologi
Perpindahan Panas, Bapak Danar Susilo
W., ST., M Eng.
2. Teman-teman Program
Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret.
3. Ayah dan ibu
tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi.
4. Pihak-pihak lain
yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Pertama-tama mari
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Perpindahan Panas dengan judul Aplikasi
Perpindahan Panas Pada Dinding Rotary Kiln (Tanur Putar) dapat terselesaikan.
Tugas ini disusun berdasarkan pengumpulan dari berbagai sumber, sebagai referensi bagi kami untuk
bahan pembelajaran yang dapat diterima pembaca dengan baik.
Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Danar Susilo W., ST., M Eng. selaku
dosen pembimbing mata kuliah Perpindahan
panas. Penulis juga ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini. Semoga tugas yang penulis
buat dapat bermanfaat bagi penulis pribadi maupun pihak yang membaca.
Penulis menyadari
bahwa tugas ini sangat jauh dari sempurna, masih banyak kelemahan dan
kekurangan. Setiap saran, kritik, dan komentar yang bersifat membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas dan penyempurnaan
tugas ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Surakarta, Desember 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
PERSEMBAHAN................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
KATAPENGANTAR.................................................................................
iii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................3
A.
Dasar-dasar
Perpindahan Panas........................................................3
B.
Perpindahan
Panas Secara Konduksi............................................... 4
C.
Perpindahan
Panas Secara Konveksi............................................... 5
D.
Perpindahan
Panas Secara Radiasi................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN........................................................................... 9
A.
Rotary
Kiln (Tanur Putar)............................................................ 9
A. Prinsip Operasi............................................................................ 10
B. Mekanisme Kerja........................................................................
11
C. Konstruksi................................................................................... 11
D. Refractory Lining........................................................................ 11
E. Support Tyres dan Rollers........................................................... 12
F. Gear Drive................................................................................... 13
G. Penukar Panas internal................................................................ 14
H. Efisiensi termal............................................................................ 14
B.
Dasar-dasar
Perpindahan Panas Pada Pembakaran Klinker... 14
C.
Proses
Pada kiln............................................................................. 15
D.
Jenis
Kiln........................................................................................ 18
E. Kinerja Kiln.................................................................................... 19
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 23
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam proses pembakaran di Rotary Kiln (Tanur
Putar) terjadilah proses perpindahan panas secara alamiah baik secara konduksi,
konveksi dan radiasi. Dalam perpindahan panas ini mambahas perpindahan panas
secara konduksi, dimana panas yang terjadi antara didalam dan diluar kiln itu
berbeda. Dalam hal ini membahas perpindahan yang terjadi dari dalam hingga ke
luar kiln dengan suhu bagian dalam 1500°C yang dalam prosesnya melewati beberapa hambatan baik dari material
yang di panaskan hingga dinding isolasi bata tahan api dan baja st 400 kemudian
barulah kita bisa mengetahui panas akhir setelah melewati hambatan-hanbatan
tadi menggunakan perhitungan perpindahan panas secara konduksi. Proses
pembakaran yang terjadi pada tanur kiln ini disebabkan karena adanya perpaduan
antara bahan bakar batubara dengan udara atau oksigen yang betekanan tinggi
dimana batubara yang digunakan adalah batubara yang telah dihaluskan hingga
berbentuk seperti tepung yang dapat menghasilkan semburan api hingga suhu 1500°C .
Kiln
memiliki dua lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam dimana pada lapisan
luar dilapisi dengan baja st 400 sedangkan pada lapisan dalam menggunakan bata
tahan api jenis CAST-15ES yang berfungsi sebagai isolasi untuk menahan panas
yang terjadi pada saat proses pembakaran terjadi untuk menahan.
Panas yang dihasilkan didalam tungku kiln tidak serta merta berimbas keluar
dikarena pada dinding kiln dilapisi oleh bata tahan api yang mampu menahan
panas yang sangat tinggi hingga 1600 0C sehingga lingkungan yang
disekitar kiln tidak terlalu panas pada saat kita berada disekitar area kiln.
Di dalam
proses pembakaran pada kiln menggunakan bahan bakar Idustrial Diesel Oil (IDO)
dan batubara yang menjadi bahan bakar utama dalam proses pembakaran dengan
kapasitas 15,40 ton per-jam untuk membakar material yang ada didalam kiln,
sedangkan untuk IDO digunakan sebagai bahan bakar pemantik awal pada saat kiln
hendak dinyalakan setelah shut down. Pada dasarnya mengapa batu bara yang
digunakan sebagai bahan bakarnya karena biaya prosuksi nya lebih murah sehingga
dapat mengurangi cos dibandingkan menggunakan bahan bakar IDO.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Dasar-dasar Perpindahan Panas
Perpindahan panas didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari
satu tempat ke tempat lainnya yang disebabkan perbedaan temperatur antara tempat-tempat
tersebut. Bila dalam suatu sistem terdapat gradien temperatur atau bila dua sistem
yang temperaturnya berbeda disinggungkan maka akan terjadi perpindahan energi
yang disebut panas (heat). Energi ini tidak dapat diukur atau diamati secara
langsung tetapi arah perpindahan dan pengaruhnya dapat diamati dan diukur.
Pada umumnya terdapat tiga proses perpindahan panas yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi. Ilmu perpindahan panas tidak hanya membahas bagaimana energi
itu berpindah dari suatu bagian ke bagian lainnya tetapi juga meramalkan laju
perpindahan energi pada suatu kondisi-kondisi tertentu. Ilmu perpindahan panas
berbeda dari ilmu termodinamika. Dalam perpindahan panas membahas masalah laju perpindahan
panas sedangkan pada termodinamika membahas sistem dalam keseimbangan.
Termodinamika dapat digunakan untuk meramalkan energi yang diperlukan untuk
mengubah sistem dari keadaan setimbang satu ke keadaansetimbang lainnya, tetapi
tidak dapat meramalkan kecepatan perpindahan panas tersebut. Keadaan ini
disebabkan pada waktu perpindahan panas itu berlangsung, sistem tidak berada
dalam keadaan setimbang.
Perpindahan kalor merupakan fenomena alam yang seringkali kita
dapatkan pada kehidupan sehari-hari. Saat menanak nasi, mandi dengan air
hangat, minum kopi dan lain sebagainya. Sebelum lebih jauh membahas perpindahan
panas, akan dibahas terlebih dahulu tantang beberapa istilah: Fluks kalor (heat
fluks), q = didefinisikan sebagai besarnya laju perpindahan kalor persatuan
luas bidang normal terhadap arah perpindahan kalor.
Konduktivitas thermal, k = merupakan konstanta kesetaraan, yang
merupakan karakteristik thermal dari material atau benda.
B.
Konduksi
Merupakan perpindahan panas
antara molekul-molekul yang saling berdekatan antar yang satu dengan yang
lainnya dan tidak diikuti oleh perpindahan molekul-molekul tersebut secara
fisik. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan
molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang
cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga
menyebabkan getaran yang lebih cepat maka akan memberikan panas.
Jika
pada suatu benda terdapat gradient temperatur, maka pada benda tersebut terjadi
perpindahan energi dari bagian temperature tinggi kebagian temperature rendah. Besarnya
fluks kalor yang berpindah berbanding lurus dengan gradient temperature pada
benda tersebut.
Dengan memasukan konstanta kesetaran yang disebut sebagai
konduktivitas thermal, didapat persamaan berikut yang disebut juga hokum
fourier tentang konduksi kalor.
q = - kA
Tanda
minus (-) untuk menunjukan arah perpindahan kalor terjadi dari bagian
temperature
tinggi kebagian temperature rendah.
Konduksi
pada dinding datar:
Apabila
pada suatu sistem terdapat lebih dari satu macam bahan, misalnya dinding
berlapis-lapis (seperti ditunjukan pada gambar), maka aliran kalor dapat digambarkan
sebagai berikut:
q = -
-
) =
-
) =
-
)
C.
Konveksi
Perpindahan panas dari suatu zat
ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau zat tersebut secara
fisik.
D.
Perpindahan Panas Secara Radiasi
Perpindahan panas tanpa
melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu energi dapat dihantarkan dari
suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin) dengan
pancaran gelombang elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini akan
berubah menjadi panas jika terserap oleh benda yang lain.
Gambar : Perpindahan Kalor pada
Heat Exchanger (Djunaidi, 2009)
Pada Dasarnya
prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua fluida
padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung.
- Secaara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui
permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua
fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara
kedua fluida.Contoh : aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair
yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan
partikel padat-kombinasi fluida.
- Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin
melalui dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
Seperti
yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak sekali jenis-jeni
salat penukar kalor.jMaka untuk mencegah
timbulnya kesalah pahaman maka alat penukar kalor dikelompokan
berdasarkan fungsinya:
- Chiller, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan fluida sampai pada temperatureyang rendah. Temperature fluida hasil pendinginan didalam chiller yang lebih rendah bila dibandingkan dengan fluida pendinginan yang dilakukan dengan pendingin air. Untuk chiller ini media pendingin biasanya digunakan amoniak atau Freon.
- Kondensor,alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap atau campuran uap, sehingga berubah fasamenjadi cairan. Media pendingin yang dipakai biasanya air atau udara.Uap atau campuran uap akan melepaskan panas atent kepada pendingin, misalnya pada pembangkit listrik tenaga uap yang mempergunakan condensing turbin, maka uap bekas dari turbin akan dimasukkan kedalam kondensor, lalu diembunkan menjadi kondensat. H
- Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan atau gas dengan mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak terjadi perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka pendingin coler mempergunakan media pendingin berupa udara dengan bantuan fan (kipas).
- Evaporator, alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan menjadi uap. Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi(penguapan) suatu zat dari fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah panas latent dan zat yang digunakan adalah air atau refrigerant cair.
- Reboiler, alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan kembali(reboil) serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media pemanas yang sering digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang diproses itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada penyulingan minyak, diperlihatkan sebuah reboiler dengan mempergunakan minyak(665 0F) sebagai media penguap, minyak tersebut akan keluar dari boiler dan mengalir didalamtube.
Gambar. 2.2. Thermosiphon Reboiler(Anonim, 2011)
f.
Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida yang
lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:
·
Memanaskan fluida
·
Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis
fluida diatur sesuai dengan kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat
exchanger,
dimana fluida yang berada didalam
tube adalah air, di sebelah luar dari tube fluida yang mengalir adalah kerosene
yang semuanya berada didalam shell.
Gbr.
2.3. Konstruksi Heat Exchanger (Anonim, 2011)
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Rotary
Kiln (Tanur Putar)
Rotary kiln is a kind of commonly used calcining
equipment in building materials, metallurgy, chemical industry and
environmental protection industry. In addition to the calcinations of clay,
limestone, slag, iron, aluminum, copper, zinc, iron ore, concentrate and intermediate
materials, it also has thermal reaction, heat exchange, degradation and
utilization of waste and other functions. It mainly consists of the body, a
driving device, a supporting device, blocking wheel, kiln head sealing device,
kiln tail sealing device and kiln hood.
Rotary Kiln
adalah sebuah perangkat pyroprocessing yang digunakan untuk menaikkan material
sampai pada suhu tinggi (kalsinasi) dalam suatu proses berkelanjutan. Material
yang biasanya diproduksi menggunakan rotary kiln meliputi: Semen, Kapur,
Refraktori, Metakaolin, Titanium dioksida, Alumina, Vermiculite, Bijih besi .
Alat ini
dilengkapi dengan preheater sebagai pemanas awal dan prekalsiner. Gerakan
antara material dan gas panas hasil pembakaran batubara berlangsung secara
counter current. Karena panas yang ditimbulkan batubara tinggi maka rotary kiln
perlu dilapisi batu tahan api pada bagian dalamnya untuk mencegah agar baja
tidak meleleh.
a)
Prinsip Operasi
Kiln adalah bejana silinder,
diletakkan pada posisi horizontal dan sedikit miring, yang diputar perlahan
pada porosnya. Material yang akan diolah dimasukkan ke bagian atas silinder.
Karena kiln berputar, maka material secara bertahap bergerak menuju ujung
bawah, dan tentunya akan mengalami sejumlah pengadukan dan pencampuran. Gas
panas melewati sepanjang kiln, kadang-kadang dalam arah yang searah dengan
material yang diproses (co-current), tetapi biasanya dalam arah yang berlawanan
(counter-current). Gas panas dapat dihasilkan dalam tungku eksternal, atau
dapat dihasilkan oleh api di dalam tungku. Api yang dihasilkan dari burner-pipe
(atau firing pipe) berperan seperti Bunsen-burner yang besar. Bahan bakar untuk
pembakaran ini bisa berasal dari gas, minyak atau batu bara bubuk, yang paling
banyak dipakai adalah batu bara bubuk.
b.
Mekanisme Kerja :
Umpan kiln
dari preheater akan masuk melalui inlet chamber. Tenaga gerak dari motor dan
main gear menyebabkan kiln berputar. Perputaran pada kiln diatur oleh girth gear
yang berfungsi sebagai pengaman dan mengurangi beban main gear. Karena pengaruh
kemiringan dan gaya putar kiln, maka umpan kiln akan bergerak perlahan
disepanjang kiln.
Dari arah
yang berlawan gas panas hasil pembakaran batu bara dihembuskan oleh burner,
sehingga terjadi kontak panas dan perpindahan panas antara umpan kiln dengan
gas panas. Kontak panas tersebut akan mengakibatkan terjadinya reaksi kimia
untuk membentuk komponen semen. Pembakaran akan terus berlangsung sampai
terbentuk klinker dan akan keluar menuju clinker cooler. Selama proses
pembakaran, material akan melewati 4 zone dalam kiln dengan range suhu yang
berbeda-beda sehingga dalam kiln akan terjadi reaksi kimia pembentukan senyawa
penyusun semen.
c. Konstruksi
Komponen dasar dari rotary kiln adalah shell, lapisan
tahan api (refractory lining), support tyres dan rollers, gigi drive (drive
gear) dan penukar panas internal (internal heat exchanger).
c) Kiln Shell
Kiln shell Ini terbuat dari plat
baja ringan yang di-rol, ketebalannya biasanya antara 15 dan 30 mm, dilas untuk
membentuk sebuah silinder yang yang panjangnya bisa mencapai 230 m dengan
diametre 6 m. Penempatannya
biasanya terletak pada posisi poros arah timur / barat
karena untuk mencegah Eddy current .
Ukuran diameter dibatasi sampai pada
diameter tertetu karena untuk mencegah kecenderungan shell yang akan berubah
bentuk penampangnya menjadi oval yang disebabkan oleh berat kiln tersebut, hal
ini ini merupakan konsekuensi kiln selama berputar. Untuk ukuran panjangnya
tidak ditentukan berapa batasnya, tetapi akan menjadi sulit untuk mengatasi
perubahan panjang/pemuaian akibat dari pemanasan dan pendinginan jika kiln
terlalu panjang (biasanya sekitar 0,1 sampai 0,5% dari panjang), karena kiln
berbentuk silinder.
d) Refractory Lining
Tujuan dari lapisan refraktori
adalah untuk melindungi shell baja dari suhu tinggi di dalam kiln, dan untuk
melindunginya dari sifat korosif dari material proses. Refractory Lining dapat
terdiri dari batu bata tahan api atau beton cor tahan api. Refraktori dipilih
berdasarkan suhu di dalam kiln dan sifat kimia dari bahan yang diproses. Dalam
beberapa proses, misalnya semen, umur refraktori dapat bertahan lama dengan
menjaga lapisan dari bahan yang diproses pada permukaan refraktori. Ketebalan
lapisan umumnya dalam kisaran 80-300 mm. Tipikal refraktori akan mampu
mempertahankan penurunan suhu 1000 °C atau lebih antara permukaan panas dengan
permukaan dingin. Suhu shell perlu dipertahankan sekitar di bawah 350 °C untuk
melindungi baja dari kerusakan, dan scanner inframerah digunakan untuk
memberikan peringatan dini "hot-spot" apabila terjadi indikasi
kegagalan pada refraktori.
e) Support Tyres dan Rollers
Ban, kadang-kadang disebut riding rings, biasanya terdiri dari baja
cor tunggal annular (single annular steel
casting), yang kemudian permukaannya dihaluskan. Perlu beberapa kecerdikan
desain agar ban sesuai dan pas dengan shell, tetapi masih memungkinkan gerakan
termal. Rol harus menopang kiln, dan memungkinkan untuk berotasi dengan
meminimalisir gesekan sekecil
mungkin. Sebuah kiln yang dirancang bagus, ketika
listrik terputus maka akan berayun seperti pendulum berkali-kali sebelum datang
untuk berhenti. Pada umumnya kiln dengan dimensi 6 x 60 m, memiliki massa
sekitar 1100 ton termasuk refraktori dan segala isinya, dan akan ditopang tiga
ban dan set rol sepanjang kiln. Kiln yang panjang mungkin memiliki 8 set rol,
sementara kiln yang pendek mungkin hanya memiliki dua. Kiln biasanya berotasi
pada 0,5-2 rpm, tapi kadang-kadang juga sampai 5 rpm. Kiln pada pabrik semen
modern biasanya berotasi pada 4 sampai 5 rpm. Bantalan (bearing) dari rol harus mampu menahan beban statis dan beban hidup
yang terlibat, dan juga harus terlindungi dari panas kiln dan masuknya debu.
Selain menahan rol, bearing juga
harus mencegah kiln agar tidak tergelincir dari rol.
Gesekan antara ban dan rol, menyebabkan kecekungan,
cembung atau kerucut pada kedua permukaan ban dan rol.
Tyre & Roller (wikipedia)
|
f) Gear Drive
Kiln biasanya diputar dengan Single Girth Gear. Gigi tersebut
dihubungkan melalui gear train
menggunakan variable-speed electric motor. Gigi harus
memiliki torsi awal yang tinggi untuk menggerakkan kiln dengan beban eksentrik
yang besar. Sebuah kiln 6 x 60 m membutuhkan sekitar 800 kW untuk memutar
pada 3 rpm. Kecepatan aliran material
melalui kiln sebanding dengan kecepatan rotasi, sehingga diperlukan variable speed drive untuk mengontrol
masalah ini.
Gear yang berwarna putih (kamera hp)
|
g) Penukar Panas internal
Pada kiln terjadi pertukaran panas
yang mungkin oleh konduksi, konveksi dan radiasi. Dalam proses suhu rendah,
pada bagian kiln yang lebih dingin karena dimensi kiln yang panjang sehingga
pemanasan awal belum merata, maka kiln sering dilengkapi dengan penukar panas
internal untuk mendorong pertukaran panas antara gas dan feed. Alat ini terdiri
dari scoop atau lifter yang memancarkan feed
melalui aliran gas, atau mungkin menyisipkan logam yang panas di bagian atas
kiln, dan memberikan panas ke feed saat
feed dimasukkan ketika kiln berputar.
Penukar panas yang paling umum digunakan terdiri dari rantai menggantung
menyerupai tirai dengan aliran gas.
h)
Efisiensi
termal
Efisiensi
termal dari rotary kiln sekitar 50-65%.
B.
Dasar-dasar
Perpindahan Panas Pada Pembakaran Klinker
Perpindahan panas didefinisikan
sebagai berpindahnya energi dari satu tempat ke tempat lainnya yang disebabkan
perbedaan temperatur antara tempattempat tersebut. Bila dalam suatu sistem
terdapat gradien temperatur atau bila dua sistem yang temperaturnya berbeda
disinggungkan maka akan terjadi perpindahan energi yang disebut panas (heat).
Energi ini tidak dapat diukur atau diamati secara langsung tetapi arah
perpindahan dan pengaruhnya dapat diamati dan diukur. Pada umumnya terdapat
tiga proses perpindahan
panas yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Ilmu
perpindahan panas tidak hanya membahas bagaimana energi itu berpindah dari
suatu bagian ke bagian lainnya tetapi juga meramalkan laju perpindahan energi
pada suatu kondisi-kondisi tertentu. Ilmu perpindahan panas berbeda dari ilmu
termodinamika. Dalam perpindahan panas membahas masalah laju perpindahan panas
sedangkan pada termodinamika membahas sistem dalam keseimbangan. Termodinamika
dapat digunakan untuk meramalkan energi yang diperlukan untuk mengubah sistem
dari keadaan setimbang satu ke keadaan setimbang lainnya, tetapi tidak dapat
meramalkan kecepatan perpindahan panas tersebut. Keadaan ini disebabkan pada
waktu perpindahan panas itu berlangsung, sistem tidak berada dalam keadaan
setimbang. Perpindahan kalor merupakan fenomena alam yang seringkali kita
dapatkan pada kehidupan sehari-hari. Saat menanak nasi, mandi dengan air
hangat, minum kopi dan lain sebagainya. Sebelum lebih jauh membahas perpindahan
panas, akan dibahas terlebih dahulu tantang beberapa istilah:
Fluks kalor
(heat fluks),
q = didefinisikan sebagai besarnya laju perpindahan
kalor persatuan luas bidang normal terhadap arah perpindahan kalor.
Konduktivitas thermal,
k = merupakan konstanta kesetaraan, yang merupakan
karakteristik thermal dari material atau benda.
C.
Proses
Pada Kiln
Pada saat material telah masuk ke kiln, terdapat empat zona proses
pemanasan diantaranya calsinasi zone diamana pada proses ini material yang baru
masuk kedalam kiln, material tersebut terkalsinasi dikarenakan mendapatkan
panas yang lebih tinggi dari pada di dalam SP berkisar antara 1100-1200
sehingga mengakibatkan
perubahan bentuk pada material tersebut yang tadinya berupa serbuk-serbuk padat
menjadi serbuk-serbuk yang mulai terlihat meleleh, kemudian ada lagi yang
namanya transisi zone dimana pada proses ini bahan material mandapatkan pemanasan
yang lebih tinggi berkisar antara 1200-1300
dimana pada proses ini
material hampir
mendekati cair dan yang terakhir terdapat proses burning zone dimana pada
prose ini material benar-benar mendapatkan pemanasan secara penuh dari kiln
hingga material tersebut mencair dan panasnya mencapai 1400–1600
kemudian proses yang
terakhir adalah proses cooling zone, pada proses ini material yang telah masuk
ke cooler mendapatkan pendinginan secara cepat atau proses pendinginan yang
dikagetkan karena pada cooler ini panas pada material harus lebih dingin
dibandingkan didalam kiln dimaksudkan supaya klinker tersebut tidak lengket
pada great plat dan panas pada cooler mencapai 150- 200
. Panas yang dihasilkan didalam tungku kiln tidak serta merta berimbas keluar
di karena pada dinding kiln dilapisi oleh bata tahan api yang mampu
menahanpanas yang sangat tinggi hingga 1600
sehingga lingkungan
yang disekitar kiln tidak terlalu panas pada saat kita berada disekitar area
kiln.
Kiln memiliki tiga
penyangga / support untuk dapat menahan berat kiln tersebut diantaranya ada di
ujung sebelah kanan dan kiri dan juga
ditengah, ketiga penyangga ini sangat berperan penting untuk menahan tanur
kiln agar tidak jatuh dan di salah satu suppor tersebut terdapat satu motor
yang berfungsi untuk memutar kiln saat beropras
Di dalam proses pembakaran pada kiln menggunakan bahan bakar Idustrial
Diesel Oil (IDO) dan batubara yang menjadi bahan bakar utama dalam proses
pembakaran dengan kapasitas 15,40 ton per-jam untuk membakar material yang ada
didalam kiln, sedangkan untuk IDO digunakan sebagai bahan bakar pemantik awal
pada saat kiln hendak dinyalakan setelah shut down. Pada dasarnya mengapa batu
bara yang digunakan sebagai bahan bakarnya karena biaya prosuksi nya lebih
murah sehingga dapat mengurangi cos dibandingkan menggunakan bahan bakar IDO.
Kemudian pada dinding kiln dilapisi oleh bata tahan api yang berfugsi untuk
melindungi dinding kiln dari panas yang terbuat dari besi dimaksudkan agar
tidak meleleh pada saat proses pembakaran berlangsung dimana untuk pemasangan
bata tahan api kita menggunakan alat yang disebut DAT dimana alat ini berfungsi
untuk
menekan bata
agar dapat padat dan rapat satu sama lainnya, berikut gambar proses pemasangan
bata tahan api pada dinding kiln.
Material
yang telah mengalami kalsinasi sebesar 80-90% masuk ke dalam rotary kiln secara perlahan-lahan untuk
untuk dilakukan pembakaran sehingga menyempurnakan reaksi kalsinasi dan
pembentukan clinker. Pembakaran
material di dalam rotary kiln sampai
mencapar temperatur 1450°C. Rotary kiln merupakan slinder bundar
dengan diameter 4,4 m dengan panjang 68 m. diletakkan pada bidang horizontal
dengan kemiringan 5 ° dan
kecepatan putaran maksimum 3 rpm. Rotary
kiln dilapisi dengan batu tahan api (fire
brick) yang ketebalannya 0,2 m dan berfungsi untuk menjaga ketahanan film
shell dan mengurangi kehilangan panas selama terjadinya pembakaran.
Batu tahan api ini terdiri dari
berbagai jenis yang letaknya tergantung pada temperatur, kondisi kimia, dan
sifat – sifat fisik bahan yang melalui dinding bagian dalam kiln. Secara garis besar, proses
pembakaran di dalam kiln terdiri dari tiga derah zone, yaitu:
1. Daerah kalsinasi (calsinacing zone 820 - 900°C)
Kalsinasi akan sempurna di dalam kiln dengan naiknya suhu sehingga dapat
menguraikan CO2.
2. Daerah pembentukan clinker (Sintering Zone 900 - 1400°C)
Pada daerah ini terjadi pembentukan senyawa- senyawa: C2S, C3S,
C4AF dan C3A.
3. Daerah pendinginan (cooling zone 1400-110°C)
Daerah pendinginan terletak di ujung keluar material kiln. Di daerah ini
material mengalami pendinginan karena bercampur dengan udara sekunder dari
cooler yang masuk ke kiln.
Bahan bakar
yang digunakan untuk proses pembakaran dalam kiln dan calciner (dual decarbonation Furnace (DDF)) adalah
batu bara (coal) dan minyak solar (diesel oil). Minyak solar digunakan pada
saat pembakaran awal dan untuk selanjutnya digunakan bahan bakar batu bara,
bahan bakar batu
bara sebelum dimasukkan ke DDF dan kiln terlebih dahulu digiling di dalam coal mill.
Kebutuhan
oksigen untuk pembakaran minyak dan batu bara ini berasal dari primary air fan dan cooling fan, batu bara di giling di dalam coal mill sampai pada kehalusan tertentu. Batu bara ini dikeringkan
dengan udara panas sisa pembakaran dari
kiln yang dialirkan pada preheater
dengan temperatur 400°C. pada
aliran udara panas terdapat aliran udara masuk dan aliran udara keluar serta
aliran udara recycle. Hal ini
bertujuan menjaga temperatur udara panas yang masuk ke coal mill.
D.
Jenis
kiln
The
Classification of Rotary Kiln:
1. According
to the usage: it can be divided into magnesium metal rotary kiln, ceramsite
sand rotary kiln, lime rotary kiln, etc. .
2. According to the processing materials: it can be divided into cement kiln (see the details below), metallurgy chemical kiln and lime kiln.
2. According to the processing materials: it can be divided into cement kiln (see the details below), metallurgy chemical kiln and lime kiln.
Fote Machinery can design and produce various types of
rotary kiln, which has the ISO9001 quality certification to meet the needs of
different customers. What's more, the rotary kiln price of our company
is favorable among rotary kiln manufacturers.
Dalam istilah luas, ada dua jenis kiln, keduanya
berbagi karakteristik dasar yang sama sebagai sebuah kotak terisolasi dengan
suhu terkontrol dan suasana batin. Dalam menggunakan kiln intermiten, ware
untuk ditembakkan dimuat ke kiln. Kiln tertutup, dan suhu internal meningkat
sesuai dengan jadwal. Setelah proses pembakaran selesai, baik kiln dan ware
yang didinginkan. Sebuah kiln terus menerus, kadang-kadang disebut kiln
terowongan, adalah struktur yang panjang di mana hanya bagian tengah secara
langsung dipanaskan. Dari pintu masuk dingin, ware secara perlahan
diangkut melalui kiln, dan suhunya meningkat terus saat mendekati bagian,
tengah terpanas kiln. Dari sana, transportasi terus dan suhu berkurang sampai
keluar kiln pada suhu kamar dekat. Sebuah kiln kontinyu adalah yang paling
hemat energi, karena panas yang dilepaskan selama pendinginan didaur ulang
untuk pra-panas ware masuk.
Jenis khusus
dari kiln, yang umum dalam pembuatan peralatan makan dan ubin, adalah roller
kiln-perapian, di mana gudang ditempatkan pada kelelawar dilakukan melalui kiln
di rol. Perkembangan kiln dari parit tanah sederhana diisi dengan pot dan bahan
bakar, pembakaran pot, dengan metode modern terjadi secara bertahap. Salah satu
perbaikan adalah untuk membangun ruang tembak di sekitar pot dengan baffle dan
lubang memicu, ini panas yang diizinkan untuk dilestarikan dan digunakan lebih
efisien. Penggunaan tumpukan cerobong meningkatkan aliran udara atau menarik
dari kiln, sehingga membakar bahan bakar lebih lengkap. Contoh-contoh awal dari
kiln ditemukan di Inggris termasuk yang dibuat untuk pembuatan genteng selama
pendudukan Romawi. Ini kiln dibangun ke sisi lereng, sehingga api bisa menyala
di bagian bawah dan panas akan bangkit ke kiln.
Dengan
munculnya era industri, kiln yang dirancang untuk memanfaatkan listrik dan
bahan bakar lebih halus, termasuk gas alam dan propana. Sebagian besar,
tembikar industri kiln sekarang menggunakan gas alam, karena umumnya bersih,
efisien dan mudah untuk mengontrol. Kiln modern dapat dilengkapi dengan kontrol
komputerisasi, memungkinkan untuk penyesuaian halus selama siklus pembakaran.
Seorang pengguna dapat memilih untuk mengendalikan laju naik suhu atau jalan,
terus atau rendam suhu pada suatu titik tertentu, atau mengontrol laju
pendinginan. Kedua listrik dan pembakaran gas yang umum untuk produksi skala kecil
di industri dan kerajinan, pekerjaan buatan tangan dan patung.
E. Kinerja Kiln
Pada saat
material telah masuk ke kiln, terdapat empat zona proses pemanasan diantaranya
calsinasi zone diamana pada proses ini material yang
baru masuk kedalam kiln, material tersebut
terkalsinasi dikarenakan mendapatkan panas yang lebih tinggi dari pada di dalam
SP berkisar antara 1100-1200
sehingga
mengakibatkan perubahan bentuk pada material tersebut yang tadinya berupa
serbuk-serbuk padat menjadi serbuk-serbuk yang mulai terlihat meleleh, kemudian
ada lagi yang namanya transisi zone dimana pada proses ini bahan material
mandapatkan pemanasan yang lebih tinggi berkisar antara 1200-1300
dimana pada
proses ini material hampir mendekati cair dan yang terakhir terdapat proses
burning zone dimana pada prose ini material benar-benar mendapatkan pemanasan secara
penuh dari kiln hingga material tersebut mencair dan panasnya mencapai
1400–1500
kemudian proses
yang terakhir adalah proses cooling zone, pada proses ini material yang telah masuk
ke cooler mendapatkan pendinginan secara cepat atau proses pendinginan yang
dikagetkan karena cooler ini panas pada material harus lebih dingin
dibandingkan didalam kiln dimaksudkan supaya klinker tersebut tidak lengket
pada great plat dan panas pada cooler mencapai 150-200
.
Panas yang
dihasilkan didalam tungku kiln tidak serta merta berimbas keluar di karena pada
dinding kiln dilapisi oleh bata tahan api yang mampu menahan panas yang sangat
tinggi hingga 1600
sehingga
lingkungan yang disekitar kiln tidak terlalu panas pada saat kita berada
disekitar area kiln.
Kiln
memiliki tiga penyangga / support untuk dapat menahan berat kiln tersebut
diantaranya ada di ujung sebelah kanan dan kiri dan juga ditengah, ketiga
penyangga ini sangat berperan penting untuk menahan tanur kiln agar tidak jatuh
dan di salah satu suppor tersebut terdapat satu motor yang berfungsi untuk
memutar kiln saat beroprasi. Berikut spesifikasi dari kiln beserta gambarnya
dapat dilihat dibawah ini:
Kiln
· Diameter : 5,5
meter
· Panjang : 87
meter
Motor Penggerak
· Ukuran kiln drive : 1500 KW (2 x750 KW )
· Jumlah support : 3
· Maximum
speed : 3,5 rpm
Di dalam proses pembakaran pada kiln menggunakan bahan bakar Idustrial
Diesel Oil (IDO) dan batubara yang menjadi bahan bakar utama dalam proses pembakaran dengan kapasitas 15,40 ton per-jam
untuk membakar material yang ada didalam kiln, sedangkan untuk IDO digunakan
sebagai bahan bakar pemantik awal pada saat kiln hendak dinyalakan setelah shut
down. Pada dasarnya mengapa batu bara yang digunakan sebagai bahan bakarnya karena
biaya prosuksi nya lebih murah sehingga dapat mengurangi cos dibandingkan
menggunakan bahan bakar IDO. Kemudian pada dinding kiln dilapisi oleh bata
tahan api yang berfugsi untuk melindungi dinding kiln dari panas yang terbuat
dari besi dimaksudkan agar tidak meleleh pada saat proses pembakaran
berlangsung dimana untuk pemasangan bata tahan api kita menggunakan alat yang
disebut DAT dimana alat ini berfungsi untuk menekan bata agar dapat padat dan
rapat satu sama lainnya, berikut gambar proses pemasangan bata tahan api pada
dinding kiln:
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
hasil penulisan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
i.
Pada saat proses perpindahan panas ini terjadi disebabkan karena adanya proses
pemanasan yang dihasilkan dari panas yang bertekanan tinggi yang berasal dari
dalam kiln yang kemudian panas tersebut mengalir dari temperatur yang tinggi ke
temperatur yang lebih rendah dimana perpindahan panas ini dilakukan secara
konduksi. Dari hasil perhitungan, ternyata panas dimasing-masing bahan isolasi adalah
berbeda-beda karena dimasing-masing bahan memiliki daya hambat panas yang
berbeda.
ii.
Proses pembakaran yang terjadi didalam kiln itu terjadi karena adanya
proses pembakaran dimana kiln menggunakan bahan bakar batubara sebagai bahan
bakar utamanya dan oksigen yang disemburkan dengan tekanan tinggi sehingga dapat
menghasilkan api yang besar yang kemudian menimbulkan panas hingga suhu 1400-1500
DAFTAR PUSTAKA
Djunaidi.
2009. “Pemeliharaan Tube-Side Penukar Kalor Rsg-Gas Jangka Pendek Dan Jangka
Panjang”. Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN. Kawasan Puspitek Serpong
Tangerang : Banten
Duda, Walter H. 1984. “Cement Data Book”,
International Process Engineering in the Cement Industry, 2nd Edition. Boverlag
Gm Bh. Weis Baden anfBerum, Mc Donald and Evan. London
Eka,
dkk. 2011. “Laporan Praktikum Heat Exchanger” (online). Ekstensi Teknik
Kimia Universitas Indonesia: Depok. Tersedia di : WWW. Sribd. COM. (Diunduh Tanggal 7
Desember 2012)
Kumpulan Makalah Diskusi Kinerja Mechanical (
meintanance ) di PT.ITP, Tbk, 1999 diselenggarakan 19-20 Agustus 1999, digedung
Institut Cement dan beton Indonesia Dangsana,
Bogor.